Syekh Junaid al-Baghdadi - (4) Penyanyi Yang dilantik Menjadi Wali

Pada suatu ketika Imam Junaid sedang berada di dalam sebuah masjid jami untuk beribadah. Tiba-tiba dalang seorang lelaki masuk masjid itu dan terus sembahyang dua rakaat, kemudian berdoa seperlunya. Selesai shalat. lelaki itu mengambil tempat di satu sudut tepi masjid. Dia duduk di situ sambil menelonjorkan kakinya ke depan.

Setelah beberapa saat, ia memberikan isyarat kepada Imam Junaid supaya datang menghampirinya. Merasa dirinya dipanggil, Imam Junaid bangun pergi kepada lelaki itu.

"Wahai Abul Qasim," kala lelaki itu menyebut namanya.

“Dari mana dia tahu nama saya?" fikir Imam Junaid dalam hatinya sambil mengingat-ingat mungkin pernah jumpa suatu masa dulu. Tidak Juga. Tentu lelaki itu seorang yang kasyaf. tebaknya.

"Sudah hampir masanya aku akan menghadap Allah. menjumpai Kekasihku.“ sambung lelaki ilu.

Imam Junaid bertambah heran ketika ia menyebut tentang kematiannya. Tidak ada seorangpun yang dapat menentukan hari kematiannya, tetapi lelaki itu sudah mengetahuinya terlebih dahulu.

"Jika aku mati sebentar lagi. kau uruskan jenazahku. Setelah itu, aku minta tolong kepadamu agar menyempurnakan amanahku.“

"Amanah apa itu?" tanya al-Junaid.

“Nanti bila aku sudah mati dan dikebumikan. akan datang kepadamu seorang pemuda yang sekarang pekerjaannya sebagai penyanyi. Bila dia datang nanti. maka serahkan barang-barangku ini kepadanya yang berupa tongkat. jubah dan bekas air."

Imam Junaid bertanya, "Mengapa barang-barang seorang wali Allah akan diwariskan kepada seorang penyanyi. tidak kepada orang lain yang lebih saleh. Tuan kan seorang wali Allah. mengapa barang-barang tuan mesti diserahkan kepada seorang penyanyi?" tanya al-Junaid.

“Betul dia seorang penyanyi. Tapi sebentar lagi Allah akan mengangkat derajatnya ke maqam yang tinggi menggantikan kedudukanku untuk berkhidmat kepada Allah semata-mata."

Imam Junaid tidak membantah lagi karena yang diucapkan oleh orang itu memang keluar dari hati nuraninya yang dikendalikan oleh Allah. Dia seorang wali, mengetahui siapa di antara hamba Allah yang akan dan telah menjadi wali.

Tiada lama kemudian lelaki itu membetulkan letak badannya, memandang ke atas. dan ketika itulah nyawanya berpisah dari tubuh kasarnya.

Imam Junaid segera memandikan, mengkafankan, menyembahyangkan dan mengebumikannya. Baru saja urusan pengebumian selesai, tiba-tiba seorang pemuda lengkap dengan pakaiannya sebagai seorang artis datang kepada Imam Junaid. Berdasarkan wasiat laki-laki tersebut, Imam Junaid menerka bahwa itulah calon wali Allah yang dimaksudkan.

“Betulkah tuan yang bernama Abul Qasim?" tanya pemuda itu setelah memberikan salam.

“Ya betul,” jawab Imam Junaid.

“Kalau begitu. tuanlah yang memegang amanah seorang wali Allah yang baru meninggal dunia itu. Mana barang-barang itu sekarang?" kata Imam Junaid.

“Tuan siapa?" tanya pemuda itu. “Saya seorang penyanyi dari Mesir,” jawab pemuda itu.

“Kau seorang penyanyi. Tempatmu jauh dari sini. Bagaimana kau mengetahui semua ini?"

Si penyanyi menerangkan bahwa ketika dia sedang menyanyi dalam suatu majlis makan-makan dan minum yang diadakan oleh Bani fulan, tiba-tiba terdengar suatu bunyi hentakan yang kuat. Di dalam hentakan itu ada suara yang ditujukan kepadanya,

“Pergilah engkau sekarang juga kepada seorang yang bernama Imam Junaid.“

Diceritakan pula tempat tinggal Imam Junaid dan barang-barang wali Allah yang perlu didapat darinya. Seterusnya suara itu meyatakan, “Engkau telah ditugaskan menggantikan si Fulan sebagai Wali Abdal.“ kata pemuda itu menirukan suara yang didengarnya ketika menyanyi itu.

Setelah mendengar semua cerita itu, Imam Junaid menyerahkan barang-barang yang diamanahkan kepadanya dengan perasaan terharu.

Si pemuda menerima barang-barang itu lalu dibelek-belenya untuk mendapatkan kepastian.

Setelah itu. ketika itu juga ia menanggalkan baju artis yang sedang dipakainya, lalu diganti dengan jubah sufi yang kasar tadi, kemudian dicapai tongkat dengan tangan kanan, scmenlaratangan kirinya menjinjing rikwah (bekas air) yang biasa dipakai oleh orang sufi. Setelah mengucapkan salam kepada imam Junaid, ia pun pergi menuju ke arah Syam.

Posting Komentar

0 Komentar

advertise
advertise
advertise